KONSEP PENDIDIKAN SMP ALAM AL ‘IZZAH KRIAN
( TAHFIDZ QUR’AN, BOARDING, AND FULL DAY SCHOOL )
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ . الَّذِينَيَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا
خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” ( QS.Ali Imron : 190-191 )
A. METODE PEMBELAJARAN AKADEMIK DAN AGAMA DI SMP ALAM AL ‘IZZAH
- Bermain sambil belajar
Metode belajar Siswa melalui kegiatan interaktif/praktik yang seolah-olah bermain, tetapi pada dasarnya, fasilitator mengenalkan konsep-konsep dan teori-teori mata pelajaran didalam kegiatan “Bermain” tersebut. Sehingga siswa hampir tidak terasa/ tidak menyadari bahwa mereka telah belajar konsep didalam kegiatan tersebut. Hal ini dapat membuka lebih lebar daya imajinasi dan kreatifitas siswa, sehingga siswa lebih antusias dalam menelaah pelajaran dan dapat memaksimalkan daya serap ke otak. Karena dikemas secara menarik, maka akan mudah diingat oleh siswa.
2. Berkebun sambil belajar
Metode belajar melalui kegiatan bercocok tanam saat berkebun dialam terbuka, baik kebun konvensional dengan media tanah, maupun kebun hidroponik, dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir, karena dengan berkebun, siswa dapat mengalami langsung pembelajaran daripada menghafal teori, serta bertujuan untuk peningkatan ketahanan pangan. Dalam hal ini, siswa akan belajar bagaimana menghargai Sumber daya Alam yang dikaruniakan oleh Allah SWT, menghargai profesi petani, menghargai pangan, menghargai kerja keras dan jerih payah dalam pengelolaan lahan, serta dapat belajar semua mata pelajaran yang berkaitan dengan Perkebunan. Sehingga siswa diharapkan mampu untuk berbudidaya dan dapat menghasilkan bahan pangan dilingkungan sekitarnya, dalam ranah kecil yaitu dirumah maupun disekolah.
3. Project sambil belajar
Metode belajar yang satu ini kita sebut PBL (Project Based Learning). Kegiatan belajar yang diaplikasikan dalam projek, dapat mendorong siswa untuk mencari solusi dan menelaah lebih mendalam suatu permasalahan. Sehingga siswa lebih kritis dan kreatif dalam berpikir maupun bertindak. Hal ini juga dapat menantang siswa untuk melakukan suatu projek dari awal hingga akhir, melalui tahapan-tahapan terstruktur dengan dibantu fasilitator hingga menghasilkan karya. Karya tersebut dapat berupa karya seni, produk bahan mentah, produk olahan, dan lain-lain. Selain pembelajaran dikaitkan dengan mata pelajaran, Kegiatan PBL berkaitan erat dengan mata pelajaran Kewirausahaan. Karena diharapkan dari PBL ini, siswa dapat menghasilkan keuntungan, sehingga siswa dapat belajar bagaimana berwirausaha dan mengelola keuangannya dengan baik.
4. Magang sambil belajar
Metode belajar dengan magang, dilakukan disetiap libur semester secara berkelompok. Siswa pada jenjang SMP dikenalkan dengan berbagai macam profesi yang ada dimasyarakat. Dengan harapan siswa akan dapat menganalisa minat dan bakat yang dimilikinya. Siswa akan mengikuti kegiatan dunia kerja yang sesuai dengan minat dan bakatnya selama 1-2 pekan berturut-turut. Dari kegiatan tersebut, pendamping akan dapat menilai kinerja dan minat siswa terhadap profesi tersebut. Dari sanalah siswa akan mendapatkan banyak pengalaman didunia kerja, membangun jejaring, mengasah minat dan bakat, mampu merespon situasi tertentu dengan cepat, mendapatkan pengalaman baru berupa keterampilan khusus yang ada ditempat magang, serta meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi dengan attitude yang baik terhadap orang lain.
5. Klasikal di kelas (tadabur)
Metode belajar dikelas menggunakan Teknik belajar menyeluruh, tuntas, menyenangkan, inovatif dan aplikatif untuk meningkatkan kemampuan kognitif, kreatifitas dan karakter. Dengan lingkungan belajar yang mendukung, baik didalam maupun diluar kelas.
B.METODE PEMBENTUKAN KARAKTER
- Memberikan contoh / teladan
Metode pembelajaran pembentukan karakter melalui pendekatan modeling, keteladanan (uswah) yang dilakukan oleh fasilitator di sekolah. Fasilitator selalu ikut serta dan terlibat dalam kegiatan siswa dan menjadi contoh terbaik. Misalkan dalam kegiatan Bersih rapi tertata, fasilitator Bersama-sama seluruh siswa ikut menjaga kebersihan sekolah, memberi teladan untuk datang kesekolah dan sholat tepat waktu, mendapat sanksi jika tidak disiplin, itu semua dilakukan dengan adil, sehingga Fasilitator benar-benar menjadi teladan bukan hanya semata penyampai informasi ilmu pengetahuan, melainkan meliputi kegiatan mentransfer kepribadian yang berbudi pekerti luhur guna membentuk karakter peserta didik sebagai aset bangsa yang akan menjadi penentu eksistensi bangsa ini.
2. Pembiasaan
Kebiasaan-kebiasaan baik dilakukan disekolah sebagai tempat untuk melatih karakter siswa, mulai dari pembiasaan Datang kesekolah tepat waktu, sholat dhuha berjamaah dan membaca dzikir pagi, kegiatan bersih rapi tertata, pengumpulan tugas tepat waktu, dan sopan santun terhadap orang yang lebih tua serta menjauhi bullying merupakan bebrapa contoh pembiasaan yang dilakukan di sekolah Alam Al ‘Izzah.
3. Memberikan Pemahaman
Setiap akhir pembelajaran selalu dilakukan refleksi terhadap materi-materi yang dipelajari saat itu. Gunanya untuk menyentuh hati peserta didik agar mereka benar-benar memahami apa yang dipelajari dan apa yang akan mereka lakukan sebagai aplikasi ilmu dalam kehidupan mereka. Sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna dan mereka menjadi faham pentingnya dan manfaat belajar pengetahuan tersebut bagi kehidupannya. Dan senantiasa bersyukur atas ilmu yang sudah mereka fahami sebagai nikmat dan karunia pemberian Allah SWT. Hal itu dapat meningkatkan kecerdasan intelektual, emosional maupun Spiritual mereka.
C. METODE PENEMUAN BAKAT DAN KEPEMIMPINAN
- Outbond
Pembelajaran melalui outbond ini dilakukan didalam dan diluar lingkungan sekolah. Outbond didalam lingkungan biasanya dilakukan dengan fasilitas pendukung sederhana. Sedangkan outbond diluar lingkungan sekolah, lebih ditujukan pada pembangunan fisik peserta didik agar menjadi kuat, mandiri, dan survive.
2. Outing
Melalui outing, siswa dapat belajar diluar lingkungan sekolah dengan menggunakan media riil yang ada di masyarakat, misalnya belajar dari instansi tertentu yang telah bekerjasama dengan sekolah. Agar terbuka wawasan mereka bahwa ilmu/mata pelajaran yang mereka pelajari disekolah akan dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Outing dapat dilakukan dengan tema, misalkan jika mereka belajar dengan tema budidaya . Maka mereka dapat belajar dari dinas perikanan, perkebunan, bahkan dari pengusaha-pengusaha UKM disekitar. Dari sini siswa dapat semakin mempertajam bakat dan kemampuannya dari penggalian informasi dari berbagai narasumber yang sudah berpengalaman dan sukses.
3. Magang
Dengan kegiatan magang, siswa akan mendapatkan keterampilan baru dari tempat magang. Siswa kelas 8 akan magang ditempat yang sesuai dengan minat dan bakatnya agar lebih terasah dan mahir melakuakan pekerjaan yang menjadi bakatnya. Kegiatan magang yang dilakukan secara berkelompok, dapat meningkatkan jiwa kepemimpinan, meningkatkan kepiawaian dalam manajemen kerja, dan rasa percaya diri siswa.
4. Project
Ketika melakukan project, siswa akan banyak belajar tentang manajemen waktu, finansial, dan strategi penyelesaian masalah. Karena sebelum melakukan projek, pada tahap awal, siswa wajib membuat proposal projek yang didalamnya memuat tahapan-tahapan projek secara detail. Sehingga mereka dapat menafsir apa saja yang harus dipersiapkan, bagaimana Langkah yang harus dilakukan, dan kapan target projek harus selesai. Itu harus mereka pikirkan dengan pertimbangan dan prediksi yang tepat agar hasil projek sesuai harapan.
5. OTFA / Tracking
Kegiatan OTFA selain dapat melatih fisik dan ketahanan tubuh siswa, kegiatan ini juga dapat memberikan banyak sekali pembelajaran bagi siswa yang suka dengan kegiatan fisik. Disini siswa akan belajar kemandirian, peduli, kerja keras , kasih saying terhadap sesame dan lingkungan serta semakin dekat dengan Sang Pencipta. Karena kebanyakan kegiatan OTFA dilakukan dialam terbuka misalnya, susur hutan, susur sungai, susur pantai, naik gunung, bahkan lintas pulau. Sehingga siswa tidak hanya mengetahui lingkungan terdekat rumahnya saja . Tetapi juga tahu tentang kehidupan diluar sana. Kegiatan ini melatih siswa agar mampu hidup dimanapun dan dalam kondisi apapun.
D. METODE TAHFIDZ
Sekolah alam al izzah merupakan sekolah tahfidz yang memberikan target kepada setiap jenjang pendidikan sbb:
- KB : surat al fatihah, an naas – al kafirun
- TK ; Juz 30
- SD : 6 juz (juz 25 – 30)
- SMP : 6 juz (juz 25 – 30 atau lanjutan dari jenjang SD)
- Program khusus : 10 juz, 20 juz, dan 30 juz.
Metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
- Klasikal, yakni siswa membaca secara bersama-sama ayat yang telah dihafal (murojaah) dan yang akan dihafal (ziyadah) minimal 3 kali.
- Talaqqi, yakni siswa mendengar dan mengikuti bacaan ayat (per kata atau per kalimat) yang dibacakan oleh fasilitator tahfidz sampai siswa benar-benar bisa mengikuti bacaan ayat secara penuh tanpa melihat moshaf Al Quran.
- Setoran/privat, yakni siswa menyetorkan hafalan yang telah didapat secara mandiri kepada fasilitator tahfidz dan dinilai sesuai dengan kemampuan siswa.